Mengenal Sosok Gus Wafi, Pengasuh Ponpes Ribath Nurul Anwar di Banaran Jawa Tengah

Mengenal Sosok Gus Wafi, Pengasuh Ponpes Ribath Nurul Anwar di Banaran Jawa Tengah

Smallest Font
Largest Font

Borneo.news Jatim - KH. Ahmad Wafi Maimoen merupakan sosok kiai kharismatik yang tidak hanya populer di kalangan pesantren di Jawa Tengah, tetapi juga dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Gus Wafi sapaan akrabnya merupakan putra keempat dari Syeikh Maimoen Zubair (Mbah Moen), sosok ulama terkemuka NU yang kharismatik dan disegani tidak hanya di Indonesia, tetapi juga dunia.

Gus Wafi lahir di Sarang, Rembang, Jawa Tengah pada 15 Maret 1977. Riwayat pendidikannya dimulai dari Madrasah Ghozaliyyah Syafiíyyah (MGS) yang diasuh sendiri oleh Mbah Moen dan sejumlah guru lainnya. Akrab dengan pendidikan agama sejak dini, pada 1998 Gus Wafi kemudian melanjutkan studi ke Universitas Al Fattah Al Islamiy Damaskus, sebuah universitas populer di Syria.

Lama di Damaskus, Gus Wafi belajar langsung ilmu agama kepada Dr. Said Ramdhon Al Buthiy, Dr. Wahab Azzuhaily dan dosen terpandang lain di Syria. Selama empat tahun menyelasaikan studi di Syria, Gus Wafi melanjutkan studi di Universitas Zamalik, Kairo selama empat tahun sebelum kembali ke Sarang sebagai pengajar tarikh dan muhadharoh di Pesantren Al Anwar.

Dalam praksis politik, Gus Wafi seringkali memiliki haluan politik berbeda dengan beberapa saudaranya. Jejak keterlibatan Gus Wafi—setidaknya dalam menentukan warna dukungan—terlihat sejak kontestasi elektoral Pilpres 2019 lalu. Gus Wafi yang saat itu didapuk sebagai Ketua DPW PPP Jawa Tengah Kubu Djan Faridz, mendukung pasangan Prabowo-Sandi untuk ‘mencari’ lumbung suara potensial di Jawa Tengah, bersama kakanda tertuanya Gus Najih Maimoen.

Waktu itu Gus Wafi dan Gus Najih yang membidik suara dari kalangan santri dan ulama Jawa Tengah khususnya Nahdliyin, membentuk beberapa kelompok relawan berbasis santri yang bernama Komando Ulama Pemenangan Prabowo- Sandi (Koppasandi) dan Komando Masyarakat Santri (Komas). Kopassandi dan Komas menggelar dialog dan pengajian rutin di sejumlah wilayah untuk mengampanyekan Prabowo-Sandi, terutama di daerah pesisir di pantai utara Jawa (Pantura), seperti Temanggung, Wonosobo, Purworejo, hingga Banyumas. Daerah-daerah itu disebut sebagai basis suara santri.

Sebagai kiai khas yang memiliki muhibbin tidak sedikit, Gus Wafi juga terlibat dalam trayek politik Pilpres 2024 untuk memenangkan pasangan Anies- Muhaimin. Pada struktur Tim Pemenangan AMIN, Gus Wafi bersama Gus Najih menjabat sebagai Anggota Tim Penasehat.

Pada 8 Juli 2023 di Pesantren Ribath Nurul Anwar, Banaran, Sambungmacan, Sragen, Jawa Tengah yang diasuh langsung oleh Gus Wafi digelar kegiatan silaturahmi dan musyawarah kerja Sekretariat Kolaborasi Indonesia (SKI) pengurus Jawa Tengah, Jawa Timur dan DIY. Waktu itu Pesantren Ribath Nurul Anwar dipenuhi peserta silaturahmi sekitar 500 perwakilan Sekretariat Kolaborasi Indonesia dari Jawa Timur, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Acara yang diinisiasi oleh Dewan Pengurus Pusat Sekretariat Kolaborasi Indonesia (SKI) ini menjadi sorotan tersendiri karena dihadiri oleh ulama dan habaib dari Jateng dan Jatim. Kegiatan didoakan langsung secara virtual dari tanah suci oleh Gus Wafi Maimoen Zubair yang kebetulan sedang melaksanakan ibadah haji. Gus Wafi mendoakan kemenangan Anies Baswedan.

Meski begitu, Gus Wafi menyatakan akan berfokus untuk mengembangkan pesantren yang diasuhnya, Ribath Nurul Anwar yang saat ini mengasuh sekitar 80 santri dan 50 santriwati yang mayoritas berasal dari berbagai daerah di Jawa Tengah. Sebagai pengasuh pesantren dan Ketua Majelis Dzikir Syadziliyyah, Gus Wafi akan terus meluaskan metode dakwah yang memang konsisten dibangunnya sejak pulang ke Indonesia pada 2004. Saat ini sosok kiai Gus Wafi ini juga tidak hanya tersiar di kalangan kiai dan pesantren, tetapi juga publik luas karena kegemarannya dakwah melalui media sosial.

Untuk saat ini Gus Wafi lebih memilih untuk konsisten di jalur dakwah dan membesarkan pesantren dan majelis dzikir yang diasuhnya. Kegiatan pesantren Ribath Nurul Anwar seperti lazimnya peantren salafiyah pada umumnya, yakni shalat jamaah, halaqah Al Quran, pembacaan Aurod, tadarus kitab kuning, hingga tahfidz. Pesantren yang beralamat di Banaran, Sambungmacan, Sragen, Jawa Tengah ini berfokus mencetak santri berkahlak karimah dengan basis keilmuan yang mumpuni.

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
Admin Author