Masyarakat Cirebon: Prabowo Bukan Jokowi, Jangan Halu
Borneo.news Cirebon - Masyarakat Cirebon ramai-ramai tinggalkan Prabowo meski ia didukung Jokowi dalam Pilpres 14 Februari 2924 mendatang
Diketahui pada Pilpres 2019 masyarakat Kota Cirebon, Jawa Barat mayoritas mendukung Prabowo - Sandi. Perolehan suara di kota itu mencapai 16.077.446 suara mengalahkan Jokowi-Ma'ruf yang meraih 10.750.568 suara.
Tampaknya untuk Pilpres 2024, pasangan Prabowo - Gibran tak lagi bisa panen suara di Kota Udang tersebut.
Berpalingnya pasangan capres perpanjangan tangan Jokowi dari sosok Prabowo disebabkan oleh banyak faktor. Rata rata masyarakat kecewa pada Prabowo yang merapat ke Jokowi, Prabowo terlalu tua dan Gibran yang karbitan.
Lukman, lelaki setengah baya yang sedang berteduh di pinggir Alun-alun Kejaksan Kota Cirebon menyatakan tidak akan mendukung Prabowo. Lukman berpendapat bahwa Prabowo sudah terlalu tua. Apalagi dia sakit- sakitan dan tak punya istri, pasti tidak efektif menjalankan tugas. "Presiden Republik Indonesia harus sehat jasmani dan rohani," kata sarjana administrasi yang kini tengah nganggur itu.
Dari ketiga capres itu kata Lukman siapa yang paling sehat? "Ya Anies dan Ganjar," kata Lukman.
Selain soal kesehatan, Lukman melihat sosok Prabowo tidak lagi seperti tahun 2019 yang masih semangat dan enerjik. Meski sekarang tampak semangat, tetapi ada fakta yang tidak bisa dibantah bahwa ia sudah renta.
Dia sekarang tampak senang karena faktor tuntutan sutradara, ia harus selalu tampil prima, padahal aslinya capek.
"Senang juga karena banyak teman, coba kalau sendirian, pasti loyo," paparnya.
Hal yang nyaris sama disampaikan oleh Suyanto, pekerja serabutan yang ada di dekat stasiun Cirebon. Ia menyebut Prabowo sudah tidak segairah dulu. Kesehatan mulai menurun dan usia makin tua. Ia khawatir kalau terjadi apa-apa di tengah jalan, bangsa Indonesia jadi korban.
"Pilih yang jelas masih kuat saja," katanya tanpa menyebut nama.
Mengomentari pengakuan sebagian masyarakat yang menyatakan bahwa Prabowo - Gibran didukung Jokowi, Suyanto menegaskan bahwa Prabowo bukan Jokowi. Demikian juga Gibran bukan Jokowi. "Jadi, jangan terlena," katanya mengingatkan.
Sementara Sobirin, tukang parkir di masjid Agung At Taqwa menyebut semua capres cawapres bagus, tetapi tetap harus memilih satu yang paling bagus. Jika sulit mencari pembanding, kata Sobirin, pilihlah pemimpin yang sholatnya bagus, akhlaknya baik, cerdas dan responsif.
Orang yang sholatnya bagus, kata Sobirin, Insya Allah kebijakannya akan bagus, karena dia yakin ada Allah yang mengawasinya.
Sobirin mengaku pada Pemilu 2019 ia memilih pasangan Jokowi - Maruf Amin karena ada Ketua MUI di situ. Sedangkan sekarang ia tidak akan memilih jagoannya Pak Jokowi.
"Kan Jokowi beda dengan Prabowo, beda juga dengan Gibran," paparnya.
Cinta sama Jokowi kan tidak harus cinta sama Gibran, apalagi Prabowo. "Jadi, tolong teman-teman pilih yang asli, bukan boneka," kata sarjana filsafat itu.
Sementara hasil survei terakhir yang dilakukan oleh Puspoll menunjukkan capres-cawapres nomor urut 02 makin jauh dari hadapan. Sedangkan pasangan
nomor urut 1 saling kejar dengan paslon 3.
Rinciannya antara lain:
Prabowo-Gibran: 41 persen, Anies-Muhaimin 27,7 persen, dan Ganjar-Mahfud 26,1 persen.
Angka ini menunjukkan pasangan Prabowo Gibran makin berat memenuhi ambisi satu putaran.(ant)