Mantap, HKTI Kolaborasi Bareng Perusahaan Malaysia Demi Tingkatkan Produksi Karet Indonesia
Borneo.news Jakarta - Dalam upaya meningkatkan hasil produksi tanaman karet rakyat, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) akan menerapkan teknologi MCTS (Mercu Cut Tapping System) untuk penyadapan karet. Teknologi ini telah diuji cobakan di Malaysia dan berhasil meningkatkan produksi karet hingga 300%.
Ketua Umum HKTI Moeldoko mengatakan, kerja sama ini untuk meningkatkan kesejahteraan petani karet Indonesia.
"Mercu akan memberikan teknologi panen yang bisa meningkatkan panen karet lebih banyak, dan mereka siap menjadi offtaker (pembeli) hasil panennya,” kata Moeldoko, Senin (22/1).
Ia menjelaskan, teknologi penyadapan karet ini merupakan inovasi dalam proses pemanenan getah karet. Kondisi industri karet saat ini terpuruk. Saat ini, luas lahan karet di Indonesia mencapai 3,83 juta hektare. Namun hasilnya hanya 3,13 juta ton per tahun.
Mercu Bio Tech sebagai perusahaan yang memperkenalkan cara panen yang tidak lagi menggunakan metode tradisional dengan melukai kulit pohon karet. Mereka menggunakan metode menyuntikkan jarum untuk mengalirkan getah dari dalam pohon.
Chairman Mercu Bio Tech Datu Sri Ahmad menuturkan, metode lama mengakibatkan cedera pada pohon karet sehingga hasil panen tidak optimal.
Dengan menggunakan teknologi yang mereka temukan ini, produksi getah karet dapat mencapai 4,5 ton per hektare setiap tahunnya, dibandingkan dengan rata-rata sebelumnya hanya berkisar satu ton per hektare per tahun.
Dalam MoU tersebut juga menyatakan, pihak Mercu Bio Tech akan membeli seluruh hasil panen petani karet.
Perusahaan teknologi perkebunan yang berbasis di Malaysia ini memang telah cukup dikenal menerapkan teknologi terbaru di bidang berkebunan. (Red)