Kolaborasi Dosen IPB University dan Petani Hutan: Optimalkan Pengelolaan Hutan Rakyat Lestari di Leuwiliang
Borneo.News Bogor-Pengelolaan hutan rakyat yang berkelanjutan menjadi kunci dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan. Di tengah tantangan menjaga keseimbangan ekosistem, praktik agroforestri dianggap sebagai solusi yang efektif. Dalam upaya mendukung pengelolaan lahan hutan yang produktif dan ramah lingkungan, Tim Dosen Manajemen Hutan, IPB University melaksanakan program pengabdian masyarakat melalui kegiatan "Dosen Pulang Kampung: Penguatan Kapasitas Kelompok Tani Hutan Menuju Pengelolaan Hutan Rakyat Lestari Dan Mandiri "
Prof. Dr. Ir. Hardjanto, MS, ketua Tim Dosen Pengabdian Masyarakat menjelaskan pentingnya kolaborasi ini. "Kami ingin memperkenalkan teknologi baru, namun tetap menghormati cara-cara tradisional yang telah dijalankan oleh masyarakat setempat. Pendampingan ini bertujuan membantu petani hutan dalam meningkatkan produktivitas lahan mereka secara berkelanjutan," jelasnya. Kegiatan ini difokuskan pada pendampingan Kelompok Tani Hutan (KTH) KWT Sipon Harum Lestari dan KTH Harapan Maju yang berada di Desa Karyasari, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor.
Inovasi yang diterapkan meliputi praktik agroforestri dengan tanaman seperti sengon, kayu afrika, serta tanaman produktif lainnya. "Kami berupaya memadukan tanaman berkayu dengan tanaman yang dapat dipanen dalam jangka pendek, sehingga petani tetap memperoleh pendapatan sambil menunggu pohon kayu tumbuh besar," ungkap Sri Widianingsih, Ketua KWT Sipon Harum Lestari. Selain peningkatan produktivitas lahan, pendampingan ini juga bertujuan memperkuat manajemen kelompok tani melalui pelatihan teknis dan penggunaan teknologi modern.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini telah dimulai sejak Juni - Oktober 2024.Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain sosialisasi program, kunjungan lapangan, dan perencanaan kegiatan demonstrasi penanaman dan penebangan. Dalam kegiatan demonstrasi nanti, petani akan diajarkan secara langsung teknik penanaman dan penebangan yang benar, sehingga dapat diterapkan di lahan mereka masing-masing. “Saya merasa sangat senang dapat mengikuti kegiatan bersama dosen-dosen IPB. Saya berharap akan mendapatkan hal yang baru terutama dalam pengelola hutan rakyat seperti pembibitan, pemeliharaan hingga pemanenan yang dapat menguntungkan petani,” ungkap, Sudirman salah satu anggota KTH Harapan Maju. Meski demikian, tantangan fluktuasi harga jual kayu tetap menjadi perhatian utama yang harus diselesaikan.
Secara keseluruhan, program pengabdian ini mendapatkan respons positif dari para petani dan mitra terkait. Keberlanjutan dalam pengelolaan hutan rakyat menjadi fokus utama, dengan harapan bahwa inovasi-inovasi yang diterapkan dapat membantu petani hutan di Leuwiliang meningkatkan kesejahteraan mereka tanpa harus mengorbankan kelestarian lingkungan. "Kolaborasi antara perguruan tinggi dan petani hutan sangat penting dalam keberhasilan program ini. Kami berharap program serupa dapat dikembangkan di daerah lain", pungkas Sri Rahaju, M.Si, salah satu anggota Tim Dosen Mengabdi. (Jiwa)
Penulis:M Resta Destyana
Editor:Ds