Implementasi Gerakan Restorasi Kebijakan Pangan Berbasis Komunitas
Borneo.news Jakarta - Forum Group Discussion ke-3 merupakan upaya dalam merumuskan aksi nyata Partai NasDem pada tataran pusat sampai daerah, agar kehadirannya dirasakan oleh para petani, dan berkontribusi nyata dalam mendorong tercapainya kedaulatan pangan nasional”.
Demikianlah pernyataan yang disampaikan oleh Anggota DPR RI komisi IV, sekaligus Ketua DPP Partai NasDem Bidang Pertanian, Peternakan dan Kemandirian Desa, Sulaeman L. Hamzah, pada FGD online, Selasa (06/8).
Sebagai salah satu narasumber, Sulaeman L. Hamzah merespon tiga topik utama; pertama, permasalah pangan dan pertanian yang dihadapi oleh petani. Kedua, peran dan fungsi partai NasDem dalam menghadapi permasalahan pangan. Ketiga, program dan kegiatan yang perlu didorong pada tingkat pusat dan daerah.
Sulaeman L. Hamzah meng-highlight persoalan kemiskinan di pedesaan, dengan data BPS menunjukkan 70.000 desa atau setara 87%, sumber penghasilan utama penduduk pedesaan berasal dari pertanian. Namun, produktivitas dan pendapatan usaha relatif rendah sehingga kemiskinan, pengangguran dan rawan pangan cenderung meningkat.
Diantarannya, komoditas padi berkontribusi paling besar terhadap penghasilan penduduk desa, yakni berkisar 44%. Artinya bahwa pembangunan pertanian sangat penting dalam pengentasan kemiskinan, pengangguran dan rawan pangan.
Sulaeman L. hamzah memaparkan masalah yang dihadapi sektor pertanian, diantaranya; dampak perubahan iklim, sarana produksi, konversi dan kualitas lahan, pendidikan dan usia petani, disrupsi revolusi industri 4.0, jumlah penyuluhan yang sedikit, irigasi, keterbatasan akses, food loss and food waste, keamanan global, tingginya impor komoditas dan ketergantungan pada beras.
Menurut Sulaeman Hamzah, peran stategis Partai NasDem, yakni perlu adanya keterlibatan anggota legislatif dan eksekutif Partai NasDem untuk menghasilkan kebijakan yang berpihak pada petani dan peningkatan produktivitas pangan.
Misalnya, pengembangan komoditas pertanian unggulan daerah, penguatan pangan lokal daerah, pendampingan dan pembinaan kepada petani, dan demplot percontohan petani Partai NasDem. Secara konkrit, yang bisa dilakukan adalah gerakan sarapan nasi jagung, sagu, umbi-umbian, dan lainnya; lomba cipta produk berbasis pangan; dan gerakan 1 (satu) hari NO-nasi.
Narasumber kedua, Aris Arif Mundayat, seorang dosen Universitas Sebelas Maret dan Universitas Gadjah Mada, sekaligus peneliti. Starting point beliau adalah “Lumbung Pangan berbasis Ideologi Gotong Royong, sebagai respon kritis atas problem kebangsaan, yakni transformasi dari Citizen menjadi Market-tizen.”
Menurutnya “warga negara (citizen) yang berubah menjadi market-tizen akan sangat tergantung pada pasar. Akibatnya market-tizen rentan termarginalisasi dan gamang ketika terjadi fluktuasi harga, gangguan proses produksi pangan, dan bencana alam”. Hal ini merupakan hasil dari produk politik yang rentan terhadap kepentingan pragmatis dan nihil ideologi.
Aris menambahkan, “untungnya kita masih mempunyai budaya gotong royong yang perlu dikembangkan kembali”. Tawaran visioner beliau adalah Lumbung Pangan berbasis Ideologi Gotong Royong, yang di dalamnya mengandung nilai keadilan, kemandirian dan keterhubungan sosial.
Kemudian, narasumber ketiga adalah fasilitator dan staf pengajar Akademi Bela Negara NasDem, Agustinus Moruk Taek, M.A., Beliau secara khusus akan memproyeksikan strategi pengimplementasian kebijakan pangan melalui struktur partai NasDem.
Agustinus Moruk Taek, atau akrab disapa Ampy Kali menyampaikan “Partai politik adalah suatu entitas penting yang akan menggerakkan (dinamisator), memfasilitasi (fasilitator), dan memungkinkan perubahan dan inovasi (katalisator)”.
Melalui forum ini, Ampy Kali menjelaskan kondisi aktual terkait problem kedaulatan pangan, seperti permodalan terbatas; kelangkaan benih, pupuk dan nutrisi; teknologi primitif; produktivitas rendah; fluktuasi harga dan sebagainya.
Di hadapan kondisi ini, pertanyaannya adalah dimanakah peran kita (partai politik) dalam mengangkat harkat hidup masyarakat? Di sini, Ampy Kali hendak mempertanyakan konteks dan nilai kemanusiaan suatu partai politik.
Ampy Kali menjelaskan peran partai politik sangat strategis karena perangkat partai politik cukup lengkap di dalam ekosistem dan produksi kebijakan. Partai politik adalah “rumah produksi kebijakan”.
Melengkapi seluruh pembahas beliau, Ampy Kali berkomitmen pada langkah implementatif dan upaya kontribusi partai NasDem bersama struktur DPP Partai NasDem Bidang Pertanian, Peternakan dan Kemandirian Desa; Bidang UMKM; dan Bidang Penggalangan Komunitas. Bersama struktur, telah diinisiasi Program Rumah Pangan NasDem (RUMPANAS).
Rumah Pangan NasDem merupakan program pemberdayaan komunitas berbasis komoditas daerah masing-masing yang diintervensi secara holistik oleh struktur Partai nasDem dari hulu sampai hilir. Program RUMPANAS diinisiasi oleh inspirasi produk Ayep Zaki, yakni Rumah Tempe Azaki. Produk pangan ‘Azaki’ telah berhasil untuk diujicobakan kualitasnya pada manca negara.
Sesi diskusi berjalan secara substantif. Pertanyaan yang disampaikan oleh peserta FGD ke-3 secara garis besar mengenai bagaimana upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan minat generasi muda menjadi petani agar regeneratif, sistem yang harus diterapkan agar Indonesia menjadi lumbung pangan, dan bagaimana Indonesia bisa mengatasi berasnisasi.
Narasumber FGD ke-3 menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dari sudut pandang masing-masing. Hal tersebut memunculkan insight yang bisa diterapkan untuk meningkatkan kedaulatan pangan Indonesia.
Menutup FGD ke-3, H. Ayep Zaki menegaskan bahwa “kita telah sepakat untuk mendorong Gerakan Rumah Pangan NasDem”.
Ide dan gagasan kritis yang telah disampaikan oleh para narasumber sangat bermanfaat bagi rekomendasi kebijakan dalam menghadapi problem pangan dan pengimplementasian program yang telah diinisiasi sepanjang tiga FGD dan Simposium mendatang.